KONTEN

Tuesday 10 December 2013

Home Theater Sound System

 Dulu kebanyakan piranti audio masih menggunakan sistem mono, memiliki cuma satu saluran suara.  Setelah muncul sistem suara stereo yang lebih baik, dolby stereo , penggemar film atau musik melalui piranti audio-video   bisa menikmati tata suara sejenis, namun sedikit lebih canggih lagi, dolby surround. Sekarang kita makin dimanja lagi dengan sistem tata suara dolby digital. Kualitas suara yang dihasilkan berkat teknologi sistem tata suara yang disebut terakhir itu sudah tentu sangat prima. Desis yang biasanya mengiringi suara rekaman kaset atau pita film layar tancep, tidak ditemui lagi di gedung bioskop modern. Lihat saja mutu suara yang dihasilkan compact disc (CD), laser disc (LD), video CD (VCD), digital video disc (DVD) pada perangkat home theater kita di rumah,  semuanya menerapkan teknologi mutakhir itu dalam soal tata suara. 

  Setelah teknologi digital diadopsi, telinga kita sempat dimanjakan dengan dolby surround digital (DSD), sistem suara digital generasi sebelum DD AC-3. DD AC-3 berisi saluran 5.1 yang sangat jernih, yakni 5 saluran tingkat nada penuh yang terpisah: kiri dan kanan depan, tengah, serta surround kiri dan kanan; plus sebuah subwoofer. Saluran kiri, tengah, dan kanan di belakang layar berfungsi menyajikan paparan dialog yang jernih dan tepat. Saluran surround kiri dan kanan yang terpisah mampu menenggelamkan penonton ke dalam film dengan suara yang hidup. Saluran surround ini dalam DSD masih menyatu atau mono. Sedangkan saluran efek bas (subwoofer) menghadirkan dentuman ekstra untuk rangkaian efek khusus berfrekuensi rendah. 

  Empat saluran suara Teknologi dolby stereo merupakan penyempurnaan dari sistem suara stereo yang banyak kekurangannya. Melalui sistem stereo, sebenarnya kita mendengar dua rekaman suara. Salah satu rekaman mungkin sedikit terlambat didengar dibandingkan dengan yang lain, atau yang satu lebih keras dari yang lain. Dua efek ini terjadi bila ada perbedaan jarak antara kita dengan kedua pengeras suara. Untuk mendapatkan citra suara yang sama, kita mesti berada pada jarak yang sama dari kedua pengeras suara. Citra suara menjadi tidak seimbang kalau kita bergeser lebih dekat ke salah satu speaker. 
  
  Kelemahan lain, sistem stereo juga mengandung ketidaksepadanan kecepatan dan tekanan suara. Dua tekanan dari pengeras-pengeras suara akan bertambah sebagai suatu skala. Sedangkan dua kecepatan akan bertambah sebagai suatu vektor. Akibatnya, terdapat ketidaksepadanan antara tekanan dan kecepatan dari suara hasil reproduksi dan suara asli. Keterbatasan sistem stereo lainnya adalah suara hanya datang dari arah pengeras suara. Akibatnya, suara yang mestinya datang dari tengah muncul atau terdengar di tempat lain. Reproduksi suara yang tidak tepat itu terjadi, misalnya, ketika suatu plane wave (gelombang pesawat terbang) berada tepat di depan pendengar. 

    Sistem 4-2-4 Dolby stereo maupun dolby surround hanya menggunakan dua saluran untuk mengirimkan sinyal suaranya. Keempat sinyal suara dolby (kiri, kanan, tengah, surround) disandikan ke dalam dua saluran itu untuk pengiriman (siaran) dan penyimpanan dalam media seperti pita film, kaset video, (video) CD atau laser disc.   

  Dolby juga menyandikan empat sinyal dalam dua saluran, tetapi dua sinyal tambahan yang disandikan digunakan dengan cara lebih baik ketimbang pada quadraphonic. Oleh sebuah decoder (alat pembaca sandi), sandi suara pada dua trek tadi dibaca dan kemudian disesuaikan menurut fungsi dan tempat mereka di empat saluran. Ini disebut sistem 4-2-4. Untuk menikmati suara dari sistem dolby stereo atau dolby surround diperlukan dua pengeras suara, masing-masing satu pada setiap sisi layar, satu pengeras suara tengah di atas atau belakang layar, dan pengeras suara surround di sembarang tempat di belakang area mendengar, baik di belakang atau sepanjang sisi belakang yang paling tepat. 

 Sinyal disandikan Dalam sistem suara dolby stereo dan dolby surround terdapat dua proses utama, yakni encoding (penyandian) dan decoding (pembacaan isi sandi). Sinyal suara dolby stereo dan dolby surround yang terdiri atas empat sinyal terpisah (kiri, kanan, tengah, dan surround) disandikan dalam dua saluran: kiri-total dan kanan-total. Dua saluran inilah yang ditransmisikan atau disimpan dalam media distribusi (pita film, kaset video, video CD, atau laser disc). 

  Dengan hanya memiliki dua saluran, sistem dolby tetap cocok untuk sistem mono dan stereo. Penyandian empat saluran menjadi dua dikerjakan oleh alat encoder (penyandi) dolby. Saluran kanan dan kiri dilewatkan langsung melalui penyandi tanpa masing-masing diubah menjadi sinyal kiri-total dan kanan-total. Saluran tengahnya akan mengalami reduksi 3 dB (desibel) untuk mempertahankan kekuatan tetap, lalu dipecah menjadi saluran kiri-total dan kanan-total. Sinyal surround mengalami pemrosesan paling banyak. Yakni reduksi 3 dB untuk mempertahankan kekuatan tetap, dilewatkan filter bandpass untuk membatasi responsnya menjadi antara 100 Hz dan 7 kHz, mengalami reduksi (pengurangan) desis bentuk Dolby B yang telah dimodifikasi. 

  Lalu, sinyal dijadikan dua versi, yang satu memiliki perubahan tingkat +90o (+90o phase shift), sementara yang lain mengalami perubahan tingkat -90o. Ini menghasilkan suatu perubahan tingkat 180o antara dua sinyal itu. Yang mengalami perubahan tingkat +90o dijadikan sinyal kiri-total, sementara perubahan tingkat -90o dijadikan sinyal kanan-total. Dengan melakukan perubahan tingkat untuk sinyal surround, dua sinyal surround dalam kiri-total dan kanan-total akan disalurkan untuk saluran tengah atau selama dimainkan secara mono. Sinyal surround yang direproduksi itu juga tidak akan memiliki saluran tengah, seperti terbuang begitu perbedaan kiri-total dan kanan-total muncul. Ini juga menambah pemisahan empat sinyal tersebut. 


  Pembacaan isi sandi sinyal suara tadi dilakukan dengan cara terbalik dengan penyandian. Sinyal kiri-total dan kanan-total masing-masing disalurkan ke pengeras suara kiri dan kanan. Informasi saluran tengah dan surround akan muncul, tapi dengan kekuatan 3 dB lebih rendah dari saluran kiri dan kanan. Informasi surround juga akan kehilangan tingkat (phase), yang akan menyebarkan citranya di dalam ruangan. Informasi saluran tengah akan membentuk suatu citra suara hantu di tengah bila tidak ada pengeras suara tengah. Saluran surround sebelum terdengar dari pengeras suara surround akan melewati filter anti-alias, mengalami penundaan waktu 15 – 20 milidetik, melewati filter low-pass 7 kHz, dan mengalami pembacaan sandi reduksi desis Dolby B. Akhirnya, sinyal disalurkan pengeras suara. Dari pengeras suara inilah kita bisa mendengarnya dengan baik.

0 komentar:

Featured post

Jasa Pasang CCTV Daerah Garut

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan  perangkat keamanan yang banyak dipakai oleh industri, perkantoran , militer, maupun perumahan....

Entri Terbanyak